Para Kardinal di Konklaf 2005 (Foto: Corbis) |
Para Kardinal Adalah Para Pangeran Gereja Katolik. Siapa sebenarnya kardinal, yang sering disebut para pangeran Gereja Katolik? Apa peran mereka dan siapa saja yang dapat diangkat menjadi kardinal? Tulisan ini mencoba menyajikan secara ringkas beberapa hal tentang kardinal yang mungkin belum banyak diketahui umat Katolik. Tulisan ini untuk pertama kalinya saya buat di tahun 2009. Sehubungan dengan pengunduran diri Paus Benedictus XVI dan Konklaf 2013 untuk memilih Paus baru, tulisan ini saya perbarui lagi dengan informasi terkini. Semoga bermanfaat.
Kebanyakan orang tahu bahwa para kardinal adalah pembantu Paus. Mereka biasanya menjadi pusat perhatian publik saat Paus wafat atau terjadi kekosongan takhta, karena mereka lah yang kemudian berkumpul dalam sebuah konklaf untuk memilih Paus yang baru. Dalam kenyataannya, peran kardinal tidak hanya untuk memilih Paus. Mereka membantu Paus dalam mengurus Gereja Katolik. Para kardinal memberikan saran-saran tentang berbagai urusan Gereja saat Bapa Suci memanggil mereka dalam suatu rapat yang disebut konsistorium.
Para kardinal memberi hormat kepada Paus |
Karena jumlahnya yang terbatas dibandingkan dengan uskup yang jumlahnya ribuan, dan juga karena hak-haknya yang istimewa, jabatan kardinal sering dipandang sebagai suatu promosi untuk uskup. Seolah-olah ada urutan begini: imam, uskup, uskup agung, kardinal dan Paus. Kenyataannya, yang benar adalah: imam, uskup dan Paus. Itu saja. Kardinal bukan atasan uskup. Yang Utama Julius Kardinal Darmaatmadja, satu-satunya kardinal dari Indonesia, juga bukan perpanjangan tangan Paus untuk mengatur para uskup di Indonesia. Kolegium Kardinal dan Sinode Para Uskup memiliki peran sendiri-sendiri dalam Gereja Katolik dan tidak bisa dibilang bahwa yang satu lebih penting daripada yang lain. Meski begitu, secara ranking, kardinal memang lebih tinggi dari uskup dan biasanya diangkat dari kalangan uskup yang senior.
Card. Bertone (Corbis) |
Pengangkatan kardinal merupakan hak prerogatif Paus. Secara garis besarnya, saat ini ada tiga jalur pengangkatan kardinal. Yang pertama adalah jalur uskup diosesan, seperti Yang Utama Julius Kardinal Darmaatmadja. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat menjadi kardinal imam. Yang kedua adalah jalur Kuria Romawi, jalur untuk pejabat-pejabat Gereja yang membantu Paus di Vatikan. Contohnya adalah Sua Eminenza Angelo Cardinal Comastri, Imam Agung Basilika Santo Petrus. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat menjadi kardinal diakon. Yang ketiga adalah jalur lain-lain. Kardinal dari jalur ini biasanya diangkat menjadi kardinal diakon juga. Bapa Suci bisa mengangkat siapa saja yang dianggap pantas menerima martabat kardinal. Contoh yang paling bagus mungkin adalah His Eminence Avery Cardinal Dulles. Almarhum Cardinal Dulles adalah seorang imam Jesuit dari Amerika Serikat, guru besar teologi yang sangat dihormati baik oleh Paus Yohanes Paulus II yang mengangkatnya, maupun oleh Paus Benedictus XVI yang mengunjunginya beberapa bulan sebelum wafatnya. Sampai meninggalnya, Cardinal Dulles tidak pernah menerima tahbisan uskup.
"Habemus Papam" Paus Benedictus XVI (Corbis) |
Card. Sodano (Corbis) |
Untuk mengisi posisi kardinal uskup yang hanya sedikit, Paus memilih dari antara kardinal imam. Di samping itu, Patriark Ritus Timur yang diangkat menjadi kardinal langsung masuk kategori kardinal uskup. Mudah mengenali mereka dalam upacara liturgi, dari busananya yang berbeda dari para kardinal lainnya. Para kardinal uskup memilih pemimpin dan wakilnya dari antara mereka dan diajukan ke Paus untuk mendapatkan persetujuan. Para pemimpin kardinal uskup lalu menjadi Dekan dan Wakil Dekan Kolegium Kardinal. Dekan Kolegium Kardinal saat ini adalah Angelo Cardinal Sodano dari Italia (foto atas), yang pernah menjadi Sekretaris Negara Vatikan selama tahun 1991-2006. Sebagai wakilnya adalah Roger Cardinal Etchegaray dari Prancis (foto bawah). Saat terpilih sebagai Paus, Joseph Cardinal Ratzinger adalah Dekan Kolegium Kardinal.
Card. Etchegaray (Corbis) |
Untuk meneruskan tradisi, kepada setiap kardinal imam dan kardinal diakon diberikan sebuah Gereja (Paroki) dalam Keuskupan Roma, di mana mereka menjadi Pastor (Paroki) Kehormatan. Lambang mereka dipasang di luar Gereja tituler ini dan mereka pun wajib berkunjung dan mempersembahkan misa di Gereja tituler ini saat berkunjung ke Roma. Kepada para kardinal uskup yang berasal dari ritus Latin dianugerahkan keuskupan kuno kehormatan di sekitar kota Roma, yang sudah tidak ada lagi di jaman modern ini.
Sesuai tradisi, penulisan penulisan nama kardinal memang sedikit berbeda dari kebiasaan umum. Kata "Kardinal" diselipkan di antara nama lengkap, persis di depan nama keluarga. Jadi, yang lebih pas adalah Julius Kardinal Darmaatmadja, meski tidak salah juga kalau kita menulis Kardinal Julius Darmaatmadja. Para kardinal disapa dengan "Yang Utama", "His Eminence", atau "Sua Eminenza" dalam bahasa Italia. Di Vatikan, sehari-harinya mereka disapa "Eminenza" saja. Sapaan yang dikhususkan bagi mereka memang beda dengan uskup dan uskup agung, yang harusnya disapa dengan "Yang Mulia", "His Excellency", "Sua Eccellenza", atau "Excellency" atau "Eccellenza" saja. Di Vatikan dan pada umumnya dalam Gereja Katolik, Monsignor adalah sapaan untuk pejabat tinggi Gereja yang tingkatannya di bawah uskup.
Kardinal berbusana liturgi merah (Corbis) |
Sebagai penutup, film fiksi Angels and Demons yang kontroversial dan kurang disukai oleh kalangan Katolik menampilkan banyak sekali kardinal. Meski banyak hal yang sensasional dan kurang pas dalam film itu, saya harus mengakui bahwa sang sutradara berhasil menunjukkan sebagian kebesaran agama Katolik kepada semua orang yang menontonnya, Katolik dan non-Katolik. Saya sendiri mendapatkan beberapa pertanyaan tentang film ini dari kawan-kawan saya yang bukan Katolik. Satu hal yang menurut saya agak mengganggu. Dalam tradisi Gereja Katolik, Camerlengo atau Chamberlain tidak dijabat oleh imam muda seperti di film itu. Selama ratusan tahun posisi ini hampir selalu dijabat oleh seorang kardinal senior, dengan hanya beberapa pengecualian. Itu pun setidaknya oleh uskup senior yang kemudian diangkat menjadi kardinal.
Link: Cardinal (Wikipedia)
Link: College of Cardinal (GCatholic.org)
Link: Sede Vacante (GCatholic.org)
Link: Conclave 2013 Overview (Catholic Hierarchy)